Senin, 25 Agustus 2008

contoh pengembangan kurikulum

SD Muhammadiyah 16 Surabaya
Jl. Barata Jaya IIA/2 Surabaya

Visi dan Misi:
Visi:
Unggul dalam prestasi dan berpijak sesuai dengan Islam.
Misi:
- Meningkatkan mutu pendidikan dasar sesuai dengan perkembangan.
- Meningkatkan prestasi dibidang minat bakat sesuai dengan potensi anak.
Mempunyai keunggulan; Imajinatif, Kreatif, dan Inovatif
Berkarakter; Religi, Demokrasi, dan Enjoy
Dengan satu motto; Selalu Berusaha untuk Lebih Baik
Ekstra Kurikuler:
Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan pada hari efektif setelah pelajaran selesai selama 1 jam. Jenis ektra kurikuler meliputi;
Renang, Karawitan, Jurnalistik, Nasyid, Tapak Suci, Musik (gitar), Tari, Olah vokal, Komputer, Wushu, Biola, Seni rupa (lukis, patung), Presenter/teater, Sepak bola, Qiro'ah.
Peserta Didik:
Sekolah SD Muhammadiyah 16 Surabaya menerapkan kelas kecil dengan jumlah siswa maksimal 25 anak yang dibina oleh dua guru. Hal ini agar pembinaan, perhatian, dan pengamatan terhadap anak dapat optimal, kemampuan dasar anak dapat diketahui sejak dini.
Desain Ruang Kelas:
Tiap kelas rata-rata berukuran 8x6 m. Bentuk kelas dan dinding serta ventilasi dirancang tidak formal dengan warna yang beraneka. Ventilasi dinding dibuat dalam bentuk bangun-bangun geometri seperti lingkaran, trapezium, dan persegi. Bentuk meja juga dimodel variasi layaknya bangun datar (matematika).
Sedang di dalam kelas terdapat papan kreativitas yang membentang sepanjang dinding kelas, kurang lebih 22 meter. Papan ini digunakan untuk memamerkan hasil kerja dan kreativitas siswa seusai menyelesaikan mata pelajaran tersebut.
Ngaji Morning:
Aktifitas baca tulis Al-Qur'an dilaksanakan setiap hari mulai Senin hingga Kamis sekitar 30 menit sebelum mata pelajaran pertama dimulai. Pola pembelajaran diatur sebagai berikut:
- Pembinaan dilaksanakan secara kelompok dan individual.
- Tiap kelompok terdiri dari 5-8 anak.
- Penentuan kelompok berdasarkan kemampuan anak, bukan berdasarkan kelas.
- Seluruh ustadz-ustadzah terlibat aktif dalam pembinaan ngaji morning.
Sekolah SD Muhammadiyah 16 Surabaya tidak mewajibkan anak untuk memiliki buku paket. Di Sekolah ini tidak hanya perkembangan intelektual anak yang dipantau sekolah tetapi juga pengembangan emosi, leadership, dan kepribadiannya. Pembinaan Model Inklusif, Data Base Anak, dan Komunikasi dengan Wali murid juga sangat ditekankan di Sekolah ini. Sehingga, diharapkan potensi setiap siswa dapat berkembang secara kreatif.

ANALISA :
Sesuai dengan profil diatas, dapat dikatakan bahwa corak pendidikan diatas sesuai dengan kurikulum yang berbasis humanistik yang dapat menunjang perkembangan anak dalam aspek kepribadiannya. Kurikulum dapat dilihat sebagai suatu proses yang mampu memenuhi kebutuhan individu untuk mencapai integrasi perkembangan dalam menuju aktualisasi ( perwujudan ) diri.


Karakteristik atau ciri-ciri kurikulum humanistik dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. tujuan
kurikulum humanistik depercayai sebagai fungsi kurikulum yang memberikan pengalaman kepada siswa untuk menunjang secara intrinsik tercapainya perkembangan dan kemerdekaan pribadi.mereka memandang bahwa tujuan pendidikan sebagai proses perkembangan pribadi yang dinamis dan diarahkan kepada pertumbuhan, integrasi, otonomi kepribadian, sikap sehat kepada diri sendiri,orang lain dan belajar. Dengan demikian anak tidaka saja bertambah pengetahuannya tetapi berkembang pula segi estetikanya maupun moralnya. Seseorang dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan memiliki sifat baik.
2. metode
kurikulum ini menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan anak didik melalui suasana belajar yang menyenangkan. Karena itu materi pelajaran hendaknya merangsang anak untuk belajar, sedangkan guru mendorong para siswa untuk saling mempercayai dalam proses belajar.
3. organisasi
salah satu kekuatan besar kurikulum ini adalah terletak dalam integrasinya. Yakni tercapainya keseluruhan tingkah laku anak didik, baik emosi, pikiran, dan tindakan.
4. evaluasi
kurikulum lebih mengutamakan proses daripada hasil. Artinya apkah aktivitas belajar itu dapat membantu anak didik menjadi manusia yang lebih terbuka dan mandiri.

Kegiatan-kegiatan Outdoor/Indoor yang telah diselenggarakan
1. Outbound activity, salah satu aktifitas yang berguna untuk perkembangan motorik anak
2. Para siswa diajak untuk melihat proses Pembuatan Teh di kebun teh Lawang-Malang
3. Siswa juga dikenalkan dengan rambu-rambu dan peraturan lalu lintas oleh Polisi secara langsung
4. Masuk pasar, untuk mengenalkan para siswa bagaimana cara untuk transaksi jual beli
5. Sejak dini siswa diajak untuk memanfaatkan kertas bekas & didaur ulang untuk bahan kreasi
6. Cara mengirim surat. Siswa juga diajak melihat dari dekat ke Kantor Pos untuk transaksi Pos.
7. Melihat dari dekat pelelangan ikan & kehidupan nelayan serta pengolahan di pantai Kenjeran
8. Mengenal dari dekat Fauna yang ada di Kebun Binatang Surabaya serta melakukan observasi
9. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus bersama tamu dari Belanda, juga turut bermain teater
10. Pelatihan kepemimpinan dengan permainan di alam terbuka menjadi kebutuhan mendasar

ANALISA:
Dari kegiatan diatas sesuai dengan kurikulum yang berbasis rekonstruksi / rekayasa sosial.dimana kurikulum ini lebih menekankan pada problem-problem yang dihadapi murid dalam kehidupan masyarakat.konsepsi kurikulum ini mengemukakan bahwa pendidikan bukanlah merupakan usaha sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Interaksi atau kerja sama dapat terjadi pada siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungannya dan dengan sumber-sumber belajar lainnya. Dengan kerja sama semacam ini, para siswa akan berusaha meemcahkan problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat agar menjadi masyarakat yang lebih baik.
Para ahli rekonstruksi sosial memandang kurikulum harus mampu menolong siswa menyesuaikan dengan masyarakatnya, dengan cara memberikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan perubahan sosial.

Karakteristik kurikulum rekonstruksi sosial ini, antara lain :
1. tujuan
untuk menghadapkan anak didik dengan tantangan-tantangan hidup yang dihadapi manusia. Karena itu isi dari kurikulum ini adalah sebagai bekal anak didik agar mampu menghadapi tantangan kemanusiaan.
2. metode
guru sedapat mungkin membantu anak didik untuk menenmukan minatnya dan para pembuat kurikulum bisa menghubungkan tujuan nasional dengan tujuan anak didik. Dengan demikian, anakl didik dapat menggunakan minatnya untuk memecahkan masalah sosial. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar dibutuhkan kerja sama yang erat antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
3. evaluasi
evaluasi ditujukan kepada penilaian kecakapan anak didik dalam menghadapi tujuan-tujuan kualitatif kurikulum rekonstruksi sosial.bentuk evaluasi lebih ketat, diadakan pada akhir tahun ajaran, berupa ujian komperhensip.
Juga termasuk dalam kurikulum subjek akademik.kurikulum ini termasuk tipe tertua, sejak adanya sekolah hingga sekarang, meski telah berkembang sejumlah tipe lain, kebanyakan sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini.tipe kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, mudah dilaksanakan, dan mudah dievaluasi serta mudah digabungkan dengan tipe kurikulum lain.
Karakteristik kurikulum subjek akademik ini, adalah sebagai berikut :
1. tujuan dan fungsi
tujuan kurikulum ini adalah melatih para siswa menggunakan ide-ide, gagasan dan proses untuk memecahkan masalah-masalah secara ilmiah. Dengan menguasai pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu,(semisal contoh diatas : Pelatihan kepemimpinan dengan permainan di alam terbuka menjadi kebutuhan mendasar dan Cara mengirim surat. Siswa juga diajak melihat dari dekat ke Kantor Pos untuk transaksi Pos ) para siwa diharapkan dapat meneruskan konsep-konsep dan metode-metode lebih lanjut kepada masyarakat, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
2. metode
a) exposition dan inquiri (peragaan dan penemuan)
setiap ide dan dijelaskan dan diuraikan sehingga dapt dimengerti. Masalah yang timbul diantara berbagai disiplin dirumuskan dan disesuaikan, bahkan diajarkan pula metode untuk memeriksa suatu kebenaran disiplin.
b) Problem solving approach ( pendekatan penyelesaian masalah )
Anak didik dilatih untuk melakukan cara-cara pengamatan ilmiah, pembuatan hipotesis dan pengujiannya, diberi pengertian disiplin ilmu sosial dan dibawa pada kesenangan untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru untuk menyelesaikan masalah.
c) Organisasi
Ada beberapa kemungkinan pola-pola organisasi dalam kurikulum subjek akademik adalah sebagai berikut :
• Unified atau concentrated
Topik-topik utama berperan dalam mengorganisasikan subject matter dari berbagai macam disiplin ilmu, misalnya dalm kegiatan diatas tentang konsep energi dari aspek-aspek psikologi, fisika, kimia dan geologi dengan praktek d alam terbuka.
• Integrated
Keterampilan yang dipelajari dari suatu subject matter digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah cdalam bidang ilmu lain. Misalnya matematika diajarkan untuk memecahkan masalah ilmiah dan transaksi jual beli dipasar.
• Dalam organisasi ini dipelajari bagiamana konsep dalam suatu disiplin dihubungkan dengan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu lain.
Disiplin itu akan tetap dipertahankan identitasnya yang terpisah. Misalnya, bahasa, metematika, dan sosial dapat diajarkan sehingga saling menunjang.
• Comprehensive problem solving
Subject matter tetap ada, permasalahan diambil dari permasalahan sosial sehari-hari. Misalnya seperti kegiatan diatas, para siswa diajak berrekreasi sambil belajar, riset esuatu industri, dan lain-lain. Para siswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu sosial, matematika, dan seni dalam usahanya untuk memecahkan permasalahan secara optimal.

Struktur Program/Alokasi waktu Mapel Sekolah (Dikdasmen Muhammadiyah & Diknas 2008)
No Mata Pelajaran Alokasi Waktu
I-II III-IV V-VI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. Religion
Ngaji Morning
PPKn
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
Sains
Sosial
Bahasa Jawa
Musik
Art
Penjaskes
Assemblye 4
4
2
6
4
6
2
2
*)
2
2
2
1**) 6
4
2
6
4
8
5
4
2
2
2
2
1**) 6
4
2
8
3
10
6
5
2
2
2
2
1**)
Jumlah 37 48 53

Catatan:
*) Disesuaikan dengan sikon
**) Dua minggu sekali



AKTIVITAS SISWA:
No Waktu Aktivitas
1.
2.
3.
4.
5.
6. 07.30 - 08.00
08.00 - 10.20
10.20 - 10.40
10.40 - 11.50
11.50 - 12.50
12.50 - 14.35 Ngaji Morning
Proses Belajar
istirahat
Proses Belajar
Isoma
Proses Belajar

METODE PEMBELAJARAN:
a. Pembelajaran Edutainment (education entertainment)
Learning by Moving and Doing, Learning by Talking and Learning, Learning by observing and picturing, Learning by problem and reflecting.
b. Aplikasi Pembelajaran Edutainment
Belajar melalui bermain untuk mengaspirasikan emosi siswa melalui kegiatan tersebut yang kemudian diajak mengerjakan materi pelajaran pada saat itu. Mengenal benda dan obyek secara konkret dengan pembelajaran di luar kelas, memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong berkembangnya daya nalar dan kreativitas anak.
Lembar Kerja Kreatif (LKK) dibuat bervariatif dan kreatif dengan memanfaatkan banyak kertas. Hasil pekerjaan siswa dipajang dinding pamer kelas selama 2-3 minggu.
Sekolah Kreatif tidak menggunakan buku paket tertentu. Penyeragaman dan pembatasan literatur dihindari sehingga siswa boleh memperoleh bahan pelajaran dari sumber apa saja sepanjang relevan seperti dari buku-buku perpustakaan, majalah, jurnal, VCD, siaran TV, praktisi, hingga internet. Setiap kelas terdapat perpustakaan mini, komputer, dan rak folder siswa.
c. Model Evaluasi
Dalam evaluasi tidak berlaku lagi model konvensional. Penilaian tidak hanya secara kuantitatif (angka-angka di raport) tetapi juga secara kualitatif dalam bentuk narasi. Sisi yang dievaluasi tidak hanya kompetensi akademik dan ketrampilan motorik, tetapi juga ketrampilan sosial, kepribadian dan leadership.


ANALISA :
Data-data diatas sesuai dengan kurikulum yang berbasis teknologi karena dalam hal ini menekankan penggunaan alat-alat teknologi untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan. Dalam kurikulumny mengandung rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-model pengajaran yang banyak melibatkan penggunaan alat.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas metode pembelajaran yang dipakai tidak menggunakan buku paket tapi dari buku perpustakaan, majalah, jurnal, VCD, siaran TV, praktisi, hingga internet, bahkan setiap kelas tersedia perpustakaan mini, komputer dan folder siswa.
Dalam arti teknologi sebagai sistem, teknologi pendidikan menekankan penyususnan program atau rencana pelajaran dengan menggunakan sistem. Program pengajaran tersebut bisa semata-mata sistem, dapat juga berupa program sistem yang ditunjang dengan alat-alat dan media, serta bisa juga program sistem yang dapat dipadukan dengan alat-alat dan media pengajaran. Seperti pada pembelajaran Di SD MUHAMMADIYAH 16 yang menerapkan sistem Pembelajaran Edutainment (education entertainment) : Learning by Moving and Doing, Learning by Talking and Learning, Learning by observing and picturing, Learning by problem and reflecting. Yang diantaranya para siswa belajar sambil bermain untuk mengaspirasikan emosi siswa melalui kegiatan tersebut yang kemudian diajak mengerjakan materi pelajaran pada saat itu. Mengenal benda dan obyek secara konkret dengan pembelajaran di luar kelas, memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong berkembangnya daya nalar dan kreativitas anak.

Tidak ada komentar: