Rabu, 29 Oktober 2008

cerpen

pangeran bronies

Berhari-hari lamanya kami perang dingin, bahkan kami sepakat untuk putus tapi ternyata…

“ aku ga bisa jauh dari kamu” ujar kami bersamaan di telepon.

Dan ujung-ujungnya kami rujuk. Rujuk? Hehehe… kayak orang baru cerai aja. But itulah kenyataannya… kami memang tidak bisa berjauhan. Berpisah selama satu hari bagaikan seabad lamanya… cie hiperbola banget ya !

Walaupun begiru kami harus menyiapkan diri untuk berpisah sewaktu-waktu. Ya… kami tidak mungkin selamnaya bahagia bersatu dalam cinta yang terlarang ini. Entah besok atau besok-besoknya lagi tunanganku dan pacarnya akan tahu tentang hubungan ini.

“keluar yuk” ajaknya

“keluar? Untuk apa?” tanyaku

“untuk merayakan kembalinya kamu dalam hidupku…” rayunya

“ga usah dirayain”

“ayo donk… ya itung-itung kita ketemuan setelah satu bulan kurang satu hari lamanya kita tidak bertemu”

aku tertawa geli

“kita ketemuanditempat jemuran aja ya…”

“ah males. Aku Cuma bisa melihat wajah kamu dari jauh. g bisa melihat senyum manis kamu dengan jelas…”

“kamu lihatnya pake teropong donk biar jelas”

“yang kelihatan Cuma wajahnya. Percuma donk…”

“ya udah kamu aja deh yang kesini”

“caranya…?” tanyanya penasaran

“kamu naik ke atap asrama kamu lalu loncat kesini”

“trus kita bisa ketemuan?”

“habis itu aku akan teriak MALING-MALING biar kamu dihajar sama teman-temanku hihihi…”

“ye… kirain serius”

kami berdua tertawa dalam canda.

“seandainya aku benar-benar loncat kesitu sekarang, gimana?” tanyanya dengan nada serius.

“ya… silahkan. Tapi jangan salahin aku kalau habis dari tempat ini, kamu g akan bisa balik lagi kasrama putra”

“kenapa?”

“karena kamu akan kami jadikan Sandra. Kalau pingin kamu kembali, anak-nak putra harus menebus dengan uang satu milyar.hehehe...”

“huh dasar penculik”sungutnya kesal, tapi tak beberapa lama kemudian suaranya melembut “benar-benar peculik hatiku…”

lagi-lagi kami tertawa.

Seharian kami ngobrol tanpa seorangpun yang mengganggu. Walaupun aku hanya bisa mendengarkan suaranya lewat handphine, tapi aku merasa dia duduk disampingku, membelai rambutku dan membisikkan untain kata cinta ditelingaku…

“gimana donk saying…”

“gimana apanya cinta?”

hehehe… rayuandibalas dengan rayuan. Impas kan?

“besok kita ketemuan ya…” rajuknya seperti anak kecil yang meminta permen pada ibunya. “ ayo donk… ini untuk memperingati kembalinya kamu dalam kehidupanku…”

“tadi aku kan sudah bialng saying. Kita g usah merayakan”

“tapi aku pingin ketemuan sama kamu…”

“aduh…manjanya. Pacarnya gelapnya siapa sih?” godaku. “ya udah deh… besok kamu tunggu aku di taman kota ya”

“kok ditaman kota?” keluhnya “disana kan banyak anak kecil…”

“justru karean itu. Kalau kita emilih bertemu ditemapat nongkrongnya remaja seumuran kita, disana pasti banyak teman-teman kita. Kamu mau kita ketahuan?”

“iya juga ya.”gumamnya mengiyakan “aduh… kamu cerdas banget sih saying? Aku jadi tambah cinta nih ma kamu…” rayunya.

“huh… dasar! Ya sudah sekarang kamu tutup teleponnya”

“kenapa? Aku kan masih pingin ngobrol sama kamu…”

“tapi ini sudah jam satu sayang, kamu butuh istirahat. Aku gg mau besok waktu kita ketemua, kamu ngantuk berat dan tertidur ditaman”

“ya udah deh aku tidur… tapi, tidurnya ma kamu ya sayang…”

“huh dasar!”

“iya. ini juga dah mau tidur. Kamu juga tidur ya…”

“iya…”

“I love u…”

“i love u too…”

“…”

“…”

“emuach…”

Tut tut tut. Huh akhirnya ditutup juga nih telepon! Capek juga ya ternyata pacaran sama bronies, serasa pacaran sama adik sendiri. Mau apa-apa harus dikasih tahu dulu, mau apa-apa harus disuruh dulu…

Senang juga sih bisa memanjakan seseorang yang kuta sayangi tapi ruginya aku ga bisa bermanja-manja sama dia. Tapi aku manjanya sama Zerry and Septian…hehehe dasar playgirl!

Biarin deh aku begini… waktuku tinggal sebentar lagi untuk merasakan kasih sayang dari orang-orang yang ada dikeitarku karena sebentar lagi…

“Eqa!!!!!!!!!”

suara halilintar, gelas pecah, kereta api berjalan, ember bocor dan omelan nenek lampir bercampur menjadi satu. Pernah dengar?

“uhhhh berisik banget!” sungutku kesal bukan main. Pasti deh itu suara nini pellet!

“kamu tuh ngapain malam-malam begini sembunyi dijemuran?”

Tuh kan apa gue bilang. Si nini pellet lagi kumat penyakitnya… kapan sih penyakit ngomelnya tuh sembuh?!

“siapa yang sembunyi?” elakku tidak terima.

“trus ngapain kamu ksni? Mau nyuri baju jemuran ya?”

ih kapan sih dia dapat hidayah? Bawaanya kok su’udzon terus ma orang!

“siapa juga yang mau nyuri baju jemuran! Aku ketempat ini hanya untuk nelpon kok. Kamu sendiri kan yang bilang, kalo malam, jangan nelpon dikamar, bikin berisik, teman-teman pada ga bisa tidur! ya udah aku nelpon disini aja” belaku

“nelpon siapa? Selingkuhan kamu ya?huh dasar ga tahu malu, kamu kan sudah punya tunangan tapi masih tebar pesona keman-mana!”

Aku hany bisa diam, tak melayani ocehannya karena itu memang benar adanya. Ferdy hanya lah selingkuhanku. Tapi, untuk apa ani ikut campur? Atau jangan-jangan sedari tadi dia menguping pembicaraanku dengan Ferdy ditelepon? Kalau itu benar, aku g akan tinggal diam bila kehidupan pribadiku diselidiki oleh orang yang berbahaya seperti Ani!

“itu benar kan?!dasar cewek ga setia! Kamu g bakat jadi istri sholekhah! Kamu…”

“sudah selesai menghinaku?! Potongku cepat “kamu piker kamu cewek paling setia sedunia akhirat? Kamu piker anak-anak satu sekolah ga tahu aklau kamu pernah selingkuh dengan kak langit waktu masih pacaran sama kak Jordan?”

dia terdiam mendengar sindiranku yang menyudutkannya. Benar atau tidaknya berita tu, biarlah dia sendiri yang menjawabnya. Melihatnya terdiam, aku segera menuju kamar tidurku, membaringkan tubuhku diranjang, meutup mataku dan terbang ke alam mimpi. Dan malam ini aku bermimpi bertemu Ferdy…pangeranku.

Oh my God… sampai kapan kegilaan ini akan berlanjut?!

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

“cantik sekali…” puji aurel ketika melihatkusedang berdiri didepan cermin. Yup hari ini aku harus tampil secantik-cantiknya didepan Ferdy.

“makasih” balasku sambil tersenyum pada teman terbaikku yang lugu itu “aku cocok tidak memakai baju ini?” tanyaku sambil berputar didepannya.

“iya… kamu cocok sekali. Seperti putrid”

“putri apa?”

“putri yang sering diceritakan di dongeng pengantar tidur” katanya.

Waduh… sindrom masa kecil nih?

“ngomong-ngomong kamu mau kemana? Mau menemui pangeran? Ya?”

iya… pangeran bronies. Aku tersenyum tanpa sadar.

“ih ditanya kok malah senyam-senyum sendiri?”

“iya aku mau bertemu dengan pangeranku…”

“sama tunangan kamu?”

Ha? Pangaran? Dia bukan pangeran! Dia datuk maringgih! Usia sudah 37 tapi nikahnya ingin dengan cewek berumur 18 tahun!

“bukan! Dan kuharap dia tidak akan mengajakku bertemu denganya!” cetusku kesal.

“maaf, aku pikir kamu sudah mencintainya…”

“mencintainya?! Bagaimana bisa aku mencintai orang seperti dia?! Sama tidak mungkinnya siti nurbaya mencintai datuk maringgih!”

“eh ada berita seru”

Tiba-tiba melly sibigos nomer wahid di asrama putrid masuk kekamarku. Mau bawa gossip apalagi dia? Semoga bukan gossip tentang diriku.

“ada berita apa?” teman-teman sekamarku yang suka dengan perkembangan gossip mendekati melly untuk mendengar gosip darinya. Ih inikah yang namanya cewek? Mereka ga akan bisa berhenti bergosip ria. Pantas saja ustadz zaenal bilang bahwa penghuni neraka terbanyak adalah kaum cewek. Karena kebanyakan kaum cewek ga bisa menjaga omongan alias ember, kedua cewek tuh banyak yang memamerkan auratnya. Dan yang terakhir, banyak istri yang ga nurut sama suaminya.

Kalau yang pertama , aku bisa menjaganya. Aku ga suka bergosip, oleh karena itu banyak teman sekamarku yang mengatakan aku cewek kuper karena jarang kumpul dengan merek. Bukannya aku membatasi pergaulanku dengan mereka atau sombong tapi kalau para cewek berkumpul jadi satu, yang dibahas pasti aib orang lain. Ujung-ujungnya…GOSIP. Digosok makin sip. Lagipula aku sudah pernah merasakan sakitnya jadi bahan gosip satu asrama gara-gara melly mergokin aku bertemu dengan tunanganku di kantor kepala sekolah. Sejak kejadian itu aku melarang datuk maringgih menginjakkan kaki ditempat aku menuntut ilmu ini.

Yang kedua? Aku sempat berpikir untuk memakai jilbab untuk menutupi kepalaku. Kata ustadz zaenal rambut termasuk aurat bagi kaum cewek. Tapi, aku masih ingin bersenang-senang, masih pingin nakal-nakal dulu. Hehehe… lagian lucu kan pacaran dengan cowok yang berbeda tapi pakai jilbab. Apa kata dunia? Yah walaupun sekarang tidak kurang cewek yang nenodai jilbab mereka dengan kemaksiatan. Aku masih ingat dengan jelas ketika Septian mengajakku didiskotik, ternyata masih ada cewek berjilbab yang turun kelantai dansa. Yang paling parah, aku pernah dengar berita, ada seorang cewek berjilbab yang ML ma pacarnya ditepi pantai, naasnya adegan menjijikkan itu terekam oleh handycam seseorang yang tak sengaja menyaksikan ulah mereka. Karena alasan itulah, aku ingin memakai jilbab hatiku dulu baru deh jilbab kepalaku. Tapi kapan??? Nunggu dapat hodayah kaleee ya? Hehehe…

Yang ketiga? Menurut sama suami? Kayaknya ga mungkin! Aku ga akan nurut sama orang yang sudah memaksaku menerima pinangannya! Bahkan kalau perlu aku akan membuatnya menyesal karena sudah menikahiku! Sadis? Itus udah sepantasnya dia terima! Karena dia aku sudah tidak bisa bermimpi tentang pernikahan ala Cinderella. Karena dia pula aku sudah tidak bisa lagi bertemu dengan pangeran impianku, cinta sejatiku!

Ngomong-ngomong aku kok jadi ingat omongan ani kemarin malam.

"dasar cewek ga setia! Kamu g bakat jadi istri sholekhah!”

Hah! Kalau aku ga bisa jadi istri sholikhah? Tempatku dineraka donk? Huaaaaaaaaaaa…. G MAU!!!!!!!!!!

Tapi gimana caranya jadi istri sholikhah? Menurut dan setia sama suami? Wah itu dia yang sulit bukan main. Aku kan benci bukan setengah hidup sama calon suamiku! Apa aku memang g bakat jadi istri sholikhah?

“eh dengar deh teman-teman. Kalian tahu ga adik kelas kita yang ada di asrama putra yang pintar menyanyi itu lho?”

melly membuka topik gosip sebagai pemanasan.

“siapa?” tanya mereka bersamaan seperti paduan suara.

“huh… masa kalian ga tahu!” sungutnya sebal.

“ diasrama putra banyak yang jago nyanyi. Ada sandy, Kevin, jovan trus…”

mereka mulai menebak satu persatu cowok di asrama putra yang terkenal dengan suara emas.

Ferdy juga jago menyanyi. Tapi dia hanya bernyanyi untukku, ya hanya untukku! Duh kok tiba-tiba saja aku jadi posesif banget? Biarin! FERDY, U ARE MINE!

“Ferdy?” tebak salah seorang dari mereka.

“yup benar!” melly mengiyakan. Aku terkejut bukan main. Astaga? Kupikir Ferdy taka akn jadi target gosip karena dia cowok pendiam ternyata…

diam-diam aku memasang telinga menguping pembicaraan mereka.

“dia ternyata jadian sama… “

“sama siapa?”

“huh… kalau ada oranmg ngomong, dengerin! Jangan dipotong!” cetus melly mayun.

Aduh mel, cepat donk aku jadi penasaran nih! Jangan-jangan semua anak-anak udah tahu alau aku dan Ferdy…

“dia jadian sama Vivian, adik kelas kita pinter nari balet itu lho”

Blug!


makalah kontak pertama kaum muslimin dengan filsafat yunani


PEMBAHASAN

A. Penaklukan Alexander dan Perkembangan Pemikiran

Pemikiran filsafat Yunani mulai berkembang pada abad VI sebelum Masehi. Filsafat Yunani yang berkembang ini bukanlah hasil pemikiran filosof Yunani semata pada waktu itu, akan tetapi lebih tepat dikatakan hasil proses perkembangan berpikir dan kumpulan dari pilihan-pilihan kebudayaan sebelum masa filosof itu.

Tujuan semula keberadaan filsafat Yunani itu untuk menguji kebenaran ajaran agama, maka pengetahuan keagamaan yang dapat dibenarkan oleh akal pikiran dinamakan filsafat dan yang tidak sesuai disebut Cerita-Agama.

Menurut Cicero, seorang penulis Romawi (106-43 SM) mengatakan bahwa orang yang pertama memakai kata filsafat adalah Pitagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap orang-orang pada zamannya yang mengaku ahli ilmu pengetahuan. Menurut Pitagiras bahwa Ilmu Pengetahuan dalam artian yang lengkap, tidak akan dapat dicapai seluruhnya oleh manusia, walaupun ia menghabiskan waktu seluruh umurnya. Karena itu manusia tidak dapat menamakan dirinya sebagai Ahli Ilmu Pengatahuan, melainkan hanya pencari dan pencinta ilmu pengetahuan.

Salah seorang yang berjasa dalam menyebarkan kebudayaan Yunani adalah Alexander Agung yang pada tahun 331 SM dapat menguasai Persia (Darius), namun di negeri jajahan itu, ia selalu berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan jajahannya, antara lain dengan cara perkawinan, berpakaian dan pengangkatan pegawai atau pengiringnya.

Alexander kawin dengan Statira (puteri Darius), demikian pula 24 (dua puluh empat) jendralnya mengikuti jejak sang raja. Selain itu Alexander tidak segan-segan berpakaian secara orang Persia dan banyak orang Persia yang diangkat menjadi pegawai kerajaan atau sebagai pengiring raja.[1]

Keinginan Alexander untuk menguasai sekaligus menyatukan kebudayaan yang ditaklukkannya, baik di Barat maupun di Timur, maka dibukalah pusat-pusat pengkajian kebudayaan dengan menjadikan kebudayaan Yunani menjadi inti kebudayaan mereka (Hellenisme).

Kota Iskandariah dibangun oleh Alexander Agung sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengingat letak geografinya yang strategis antara timur dan barat, maka sebagian besar karya-karya ahli-ahli Yunani disusun di kota tersebut sehingga perpustakaan kota ini menghimpun ratusan ribu karya dalam berbagai bidang.

Pada tahun 323 SM. Alexander meninggal dunia namun kebudayaan dan peradaban Yunani sudah meluas sampai di Persia. Abu Zahrah berpendapat bahwa filsafat Yunani termasuk dalam dunia Islam melalui orang-orang Persia.

Sekitar abad ke-7 dan 8 M. di Iskandariah lahir ahli pikir generasi kedua yang mengatur, menyusun dan mempelajari buku-buku peninggalan para ahli pikir generasi pertama. Mereka ini adalah orang-orang Arab yang menterjemahkan berbagai cabang ilmu pengetahuan. Iskandariah pada masa ini tidak hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan, tapi juga pertemuan berbagai budaya yang hidup pada masa itu, baik yang bersifat agama, pemikiran filsafat maupun kesusastraan.

Filasfat Islam telah menyebarkan sayapnya ke Syiria, Mesir, Afrika Utara dan sebagian Spanyol. Melalui filosof-filosof Kristen di Syiriah pula, orang-orang Islam mengenal filsafat Yunani.[2]

Dengan demikian filsafat Yunani yang sampai ke dunia Islam, bukanlah langsung dari Yunani akan tetapi melalui filosof di luar Yunani dan bahkan telah bercampur aduk dengan pemikiran-pemikiran di mana filsafat itu berkembang.

B. Peranan Khalifah Abbasiyah Dalam Masuknya Pemikiran Yunani Dalam Dunia Islam

Warisan pemikiran Yunani memiliki sebuah peran yang lebih kompleks dan bervariasi dalam pembentukan peradaban Islam. Pemikiran Yunani yang terdapat di dunia Islam merupakan pemikiran Yunani yang dipahami dan diinterpretasikan oleh imperium. Bangsa Romawi berbagai nilai dari kultur Yunani tersebut melalui berbagai jalur, masuk dalam pembentukan pemikiran Islam. Pengaruh yang saling menonjol adalah dalam bidang filsafat para filosof di zaman Islam juga menghadapi isu-isu teologis, seperti permaaslahan zat Tuhan dan sifat-sifatNya, teori kenabian, etika, dan berbagai permasalahan mengenai hubungan filsafat dan wahtu dengan munculnya filsafat di tengah kehidupan umat Islam yang memberikan kebebasan seluas mungkin untuk mengembangkan sejarah dan peradaban Islam.[3]

Pada zaman dinasti Bani Abbasiyah dengan pusat kerajaannya di Baghdad mulai tertarik pada filsafat Yunani. Memang pemasukan filsafat Yunani kedalam Islam lebih banyak terjadi melalui kota ini, khususnya di Irak pada umumnya. Disinilah timbul gerakan penerjemahan buku-buku Yunani kedalam bahasa Arab atas dorongan khalifah Al-Mansyur dan kemudian khalifah Harun Al-Rasyid. Kegiatan ini meningkat pada masa khalifah Al-Makmun, putra Harun Al-Rasyid yang terkenal dengan zaman penerjemahan.[4]

Khalifah al-Masyur meminta Ibnu Muqaffa, ia meminta untuk menerjemahkan kitab Kalilah wa Dimmah dari bahasa Persia. Demikianlah buku-buku Yunani yang sudah dialih bahasakan kedalam bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan mencapai zaman keemasannya pada masa khalifah Al-Makmun. Ia juga termasuk seorang intelektual yang sangat menggandrungi ilmu pengetahuan dan filsafat. Khalifah Al-Makmun mendirikan akademi Bait Al-Hikmah, akademi ini tak hanya sebagai tempat penerjemahan tetapi juga menjadi pusat pengembangan filsafat dan sains.

Dalam era penerjemahan ini bermacam-macam buku filsafat dalam berbagai bidang diterjemahkan kedalam bahsa Arab baik dari bahasa Suryani, Persia maupun yang berbahasa Yunani sendiri. Diantaranya karya Plato, Aristoteles, dan Neo Platonisme.[5]

Dengan adanya penterjemahan ini umat Islam telah mampu dalam waktu relatif singkat menguasai warisan intelektual dari Yunani dan Persia. Warisan intelektual tersebut dikembangkan oleh pemikir-pemikir Islam menjadi suatu kebudayaan yang lebih maju sebagai tergambar dalam berbagai bidang ilmu dan mazhab filsafat yang beraneka. Namun disayangkan kejayaan ilmu dan filsafat tersebut hanya dapat berlangsung sampai XIII M, kemudian orang-orang Barat memindahkan pusat ilmu pengetahuan tersebut ke negerinya.


KESIMPULAN

Pemikiran filsafat Yunani mulai berkembang pada abad VI sebelum Masehi. Filsafat Yunani yang berkembang ini bukanlah hasil pemikiran filosof Yunani semata pada waktu itu, akan tetapi lebih tepat dikatakan hasil proses perkembangan berpikir dan kumpulan dari pilihan-pilihan kebudayaan sebelum masa filosof itu.

Salah seorang yang berjasa dalam menyebarkan kebudayaan Yunani adalah Alexander Agung yang pada tahun 331 SM dapat menguasai Persia (Darius), namun di negeri jajahan itu, ia selalu berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan jajahannya, antara lain dengan cara perkawinan, berpakaian dan pengangkatan pegawai atau pengiringnya.

Pada zaman dinasti Bani Abbasiyah dengan pusat kerajaannya di Baghdad mulai tertarik pada filsafat Yunani. Memang pemasukan filsafat Yunani kedalam Islam lebih banyak terjadi melalui kota ini, khususnya di Irak pada umumnya. Disinilah timbul gerakan penerjemahan buku-buku Yunani kedalam bahasa Arab atas dorongan khalifah Al-Mansyur dan kemudian khalifah Harun Al-Rasyid. Kegiatan ini meningkat pada masa khalifah Al-Makmun, putra Harun Al-Rasyid yang terkenal dengan zaman penerjemahan.


DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1973

Bertens, K., Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, 1976

Bosworth, GE., Dinasti-Dinasti Islam, Bandung : Mizan, 1993

E.T., Rustomi, Pengantar Ilmu Sejarah; Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat & IPTEK, Jakarta : Rineka Cipta, 1999

Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007



[1] DR. Harun Nasution, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hlm 8

[2] Dr. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1976, hlm. 20

[3] Ge Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, Bandung: Mizan, 1993, hlm. 30

[4] Prof. Drs. H. Rustam E.T., Pengantar Ilmu Sejarah, Teori-Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat & IPTEK, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, hlm. 186

[5] Prof. H. Surajuddin Zar, M.A., Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 36

makalah kebijakan pendidikan orde lama

PEMBAHASAN

A. Pendidikan pada Masa Orde Lama

Sejak Indonesia merdeka dan membentuk NKRI, sistem pendidikan mulai diatur oleh negara sejak kemerdekaan tahun 1945. orde lama memfokuskan pendidikan sebagai upaya dalam pembentukan karakter bangsa. Inilah orde dimana semua orang merasa sejajar, tanpa dibedakan warna kulit, keturunan, agama dan sebagainya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, orde lama berusaha membangun masayarakat sipil yang kuat, yang berdiri di atas demokrasi, kesamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara, termasuk dalam bidang pendidikan. Inilah amanat UUD 1945 yang menyebutkan salah satu cita-cita pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Atas usul badan pekerja KNIP, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mr. Soewandi) membuat surat keputusan Nomor 104/Bhg o tertanggal 1 Maret 1946, untuk membentuk panitia penyelidik pengajaran dibawah pimpinan Ki Hadjar Dewantara dan Soegarda Poerbaka Watji sebagai penulis. Tugas yang diberikan kepada panitia ini antara lain :

1. Merencanakan susunan baru dari tiap-tiap macam sekolah

2. Menetapkan bahan pengajaran dengan mempertimbangkan keperluan yang praktis dan jangan terlalu berat

3. Menyiapkan rencana pelajaran untuk tiap jenis sekolah termasuk fakultas

Salah satu hasil dari panitia tersebut adalah mengenai perumusan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional pada masa tersebut penekanannya adalah pada penanaman semangat patriotisme dan peningkatan kesadaran nasional, sehingga dengan semangat itu kemerdekaan dapat dipertahankan dan diisi. Kementrian pendidikan, pengajaran dan kebudayaan Rapublik Indonesia dalam tahun 1946 mengeluarkan suatu pedoman bagi guru-guru yang memuat sifat-sifat kemanusiaan dan kewarganeraan sebagai dasar pengajaran dan pendidikan di negara Republik Indonesia yang pada dasarnya berintisarikan Pancasila.

Pada bulan Desember 1949 Republik Indonesia mengalami perubahan ketata negaraan dan Undang-Undang Dasar 1945 diganti dengan konstitusi sementara Rapublik Indonesia Serikat (RIS). Pada tanggal 5 April 1950 mengenai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah membentuk manusia yang asusila dengan cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Ini berarti bahwa setiap sistem persekolahan pada waktu itu harus dapat menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat demokratis pada anak didiknya misalnya : di dalam kampus muncul kebebasan akademis yang luar biasa ditandai dengan fragmentasi politik yang begitu hebat di kalangan mahasiswa-mahasiswa bebas berorganisasi sesuai dengan pilihannya.[1]

Sistem persekolahan pada masa orde lama hanya mengenal 3 tingkat :

1. Pendidikan rendah, yang terdiri dari taman kanak-kanak (1 tahun) dan sekolah dasar (6 tahun)

2. Pendidikan menengah yang terdiri dari sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dengan masa belajar untuk masing-masing terdiri atas sekolah umum dan sekolah kejuruan.

3. Pendidikan tinggi selama kurun waktu 1945-1950 berkembang pesat dan terbuka lebar bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat, tetapi karena masa perjuangan maka perkuliahan kerap kali disela dengan perjuangan ke garis depan. Pendidikan tinggi yang ada berbentuk universitas atau perguruan tinggi dan akademi.

Para pengajar, pelajar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya walaupun serba terbatas. Dengan segala keterbatasan itu memupuk pemimpin-pemimpin nasional yang dapat mengatasi masa panca roba seperti rongrongan terhadap NKRI.

Kebijakan yang diambil orde lama dalam bidang pendidikan tinggi yaitu mendirikan universitas di setiap provinsi. Kebijakan ini bertujuan untuk lebih memberikan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Pada waktu itu pendidikan tinggi yang bermutu terdapat di pulau Jawa seperti UI, IPB, ITB, Gajah Mada, dan UNAIR, sedangkan di provinsi-provinsi karena kurangnya persiapan dosen dan keterbatasan sarana dan prasarana mengakibatkan kemerosotan mutu pendidikan tinggi mulai terjadi.

Orde lama Presiden Soekarno mencanangkan program pendidikan pemberantasan buta huruf, karena selama dijajah Belanda, rakyat tidak bisa menikmati pendidikan sehingga mayoritas buta huruf.[2]

Kebijakan-kebijakan pada periode/kurun waktu tersebut di atas.

1. Periode/kurun waktu 1945-1950

Usaha untuk memperbaiki tingkat dan mutu pendidikan di Indonesia, maka kaitannya adalah berhubungan dengan :

a. Peningkatan fasilitas fisik (sarana dan prasarana pendidikan)

Pemerintah mendirikan gedung-gedung sekolah baru, menyewa rumah-rumah rakyat dan mengadakan sistem penggunaan gedung sekolah 2 sampai 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam hari.

b. Peningkatan dan penambahan fasilitas personal sekolah (guru dan tenaga tata usaha)

c. Kurikulum

Setelah UU Pendidikan dan Pengajaran Nomor 4 Tahun 1950 dikeluarkan, maka:

§ Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak agar memiliki dasar-dasar pengetahuan, kecakapan dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta mengembangkan bakat dan kesukaannya.

§ Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke pendidikan tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.

§ Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan mahasiswa agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat dan dapat memelihara kemajuan ilmu dan kemajuan hidup kemasyarakatan.

d. Pembiayaan

Besarnya pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah pada kurun waktu ini sulit diperoleh angka-angkanya secara pasti, karena sebagaimana kita ketahui bahwa waktu itu kita berada dalam perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan.[3]

Mahasiswa dan Pelajar Pejuang

Selama perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia seluruh lapisan masyarakat telah terlibat, khususnya para pelajar dan mahasiswa yang telah mengalami latihan kemiliteran pada zaman Jepang.

Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya “Rencana Pelajaran 1947”, ketika itu penyebutanya lebih populer menggunakan leer plan (rencana pelajaran). Rencana pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Susunan rencana pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.[4]

Rencana pelajaran lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Mata pelajaran untuk tingkat sekolah rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah, berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, ilmu bumi, sejarah, menggambar, menulis, seni suara, pekerjaan tangan, pekerjaan keputrian, gerak badan, kebersihan dan kesehatan, didikan budi pekerja dan pendidikan agama. Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan cara murid mempelajari.

2. Periode/kurun waktu 1950-1959

a. Sistem persekolahan

Sejak Agustus 1950 penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran menggunakan Undang-Undang pokok pendidikan dan pengajaran Nomor 4 Tahun 1950 Republik Indonesia. Susunan sekolah tersebut adalah sekolah rakyat 6 tahun, sekolah lanjutan tingkat pertama 3 tahun, dan sekolah lanjutan tingkat atas 3 tahun. Pada tahun 1954 didirikan lembaga pendidikan guru bertingkat universitas yang pertama yaitu Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Bandung.

b. Kesempatan belajar

Undang-Undang pendidikan tahun 1950 dan 1959 Pasal 17 menyatakan bahwa : “Tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah, jika memenuhi syarat yang ditetapkan unit pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu”.

Di samping itu, pasal 21 ayat 1 menyatakan pula bahwa : “Pemerintah dan bangsa Indonesia menerima ko-edukasi pendidikan untuk laki-laki dan perempuan bersama-sama”.

Dari Undang-Undang tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa :

1) Pemerintah memberikan kesempatan belajar bagi setiap golongan masyarakat, seperti anak petani, pedagang, pegawai negeri, pengusaha, anggota ABRI untuk mendapatkan pendidikan mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi.

2) Pemerintah memberikan kesempatan belajar bagi setiap golongan masyarakat untuk mencapai tingkat yang tertinggi, asalkan memenuhi syarat.

3) Pemerintah memberikan kesempatan belajar bagi setiap golongan masyarakat tanpa membedakan apakah anak laki-laki atau perempuan.

Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama “Rencana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum ini mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada masa itu juga dibentuk kelas masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP, kelas masyarakat mengajarkan keterampilan seperti pertanian, pertukangan dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP bisa langsung bekerja.

3. Periode/kurun waktu 1959-1966

Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam keputusan presiden nomor 145 Tahun 1965 adalah sebagai berikut :

Tujuan pendidikan nasional baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta, dari pendidikan pra sekolah sampai pendidikan tinggi supaya melahirkan warga negara sosialis Indonesia yang asusila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan makmur spiritual maupun material dan yang berjiwa Pancasila.

Kebijakan pendidikan pada waktu itu yaitu, “sapta usaha tama dan panca wardhana” tertuang dalam instruksi Menteri PP&K Nomor 1 Tahun 1959.

Sapta Usaha Tama berisi :

a. Penertiban aparatur dan usaha-usaha kementrian PP&K

b. Menggiatkan kesenian dan olahraga

c. Mengharuskan “usaha halaman”

d. Mengharuskan penabungan

e. Mewajibkan usaha-usaha koperasi

f. Mengadakan “kelas masyarakat”

g. Membentuk “regu kerja” di kalangan SLA dan Universitas

Sementara Panca Wardhana berisikan segi-segi sebagai berikut :

a. Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional, internal dan keagamaan (moral)

b. Perkembangan intelegensi (kecerdasan)

c. Perkembangan emosional-artistik atau rasa keharuana dan keindahan lahir batin

d. Perkembangan keprigelan (kerajinan) tangan

e. Perkembangan jasmani

Konsep pembelajaran pada tahun 1964 mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving). Rencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karya dan moral yang kemudian dikenal dengan istilah panca wardhana.

Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Cara belajar dijalankan dengan metode yang disebut gotong royong terpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari Sabtu sebagai hari krida, maksudnya, pada hari Sabtu siswa diberi kebebasan berlatih kegiatan di bidang kebudayaan, kesenian, olahraga, dan permainan sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia Pancasilais yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPKS No. 11 Tahun 1960.

Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10-100 menjadi huruf A, B, C, dan D. Sedangkan bagi kelas III hingga VI tetap menggunakan skor 10-100.


DAFTAR PUSTAKA

Anam, S., Sekolah Dasar, Pergulatan Mengejar Ketertinggalan, Solo : Wajatri

Drs. Ary H. Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1995

Soenarto, N., Biaya Pendidikan di Indonesia : Perbandingan pada Zaman Kolonial Belanda dan NKRI (on line) http://www.kompas.com

Sanjaya, W. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI, 2007



[1] Drs. Ary H. Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hal. 36

[2] Anam, S., Sekolah Dasar, Pergulatan Mengejar Ketertinggalan, Solo : Wajatri, hal. 113-148

[3] Soenarto, N., Biaya Pendidikan di Indonesia : Perbandingan pada Zaman Kolonial Belanda dan NKRI (on line) http://www.kompas.com

[4] Sanjaya, W. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI, 2007

Senin, 27 Oktober 2008

puisi untuk setan

lagi bete nih enaknya nulis apa ya? akhirnya muncul juga nih tulisan

hai setan...
kau memang bukan temanku.
tapi tak ada salahnya kan kita bicara.
bicara dari hati kehati.
walau kutahu kau tak punya hati.

aku tak akan dendam padamu
karena ulahmu
yang membuat bapak Adam dan ibu Hawaku
terusir dari surga.

aku juga tak akan marah padamu
karena telah menuruti bujuk rayumu
sehingga tubuhku penuh dengan dosa dan noda

aku cuma ingin katakan padamu
bahwa aku harus mengalahaknmu
aku harus membunuhmu
aku harus berdiri diatas kakiku

jangan tarik tanganku tuk melakukan
seperti yang kau mau!
jangan tarik kakiku tuk mengikuti langkahmu!
jangan tarik imanku tuk meninggalkan Tuhanku!

setan...
dengarkan aku...

ENYAH KAU DARI HIDUPKU!

Minggu, 26 Oktober 2008

kasih Allah

kasih Allah tak memandang bulu. kasih-Nya tak terbatas. begitu luasnya kasih sehingga tidak ada satupun yang diluar jangkauan-Nya. seperti cahaya matahari, Allah pun mengasihi kita tanpa pandang bulu. cahaya maahai menerangi alam semesta. tetapi ada juga hutan yang begitu lebat pepohonannya begitu ua menutupi langit sehingga cahaya matahari tak dapa menembusnya. hal itu terjadi bukan karena keterbatasan cahaya maahari menembus sesuatu, tetapi karena lebatnya hutan itu sendiri.

pabila hidup kita seliar dan selebat hutan itu. apabila dalam diri kita masih ada sifat-sifat hewani, mka kasih Allah tak akan terasa. kenapa? karena kesalahan kita sendiri. karena keliaran kita sendiri. karena kia telah menutup diri pada-Nya.

bukalah diri kita. dan kia tidak hanya akan merasakan kasih-Nya tapi juga rasa sayang-Nya.

ia mengetahui segala sesuatu. ia mengetahui penderitaan serta kesengsaraan kita. ia juga menegtahui kelemahan kita. bagaiman kita bisa menutupi sesuatu dari-Nya? apa yang kita rahasiakan dari-Nya? janagn lupa ia juga sang pembuka. ia dapat membuka segala sesuatu. apabila Ia masih membiarkan maling teriak maling, tak berari bahwa tidak menegtahui kolusi, korupsi, pencurian dan perampokan yang kta lakukan selama ini. sadarlah, sebelum Ia membuka kedok kita dan kita akan jatuh dimasyarakat.

Ia maha mengetahui, ia ahu persis apa yang kita lakukan selama ini. dan Ia yang memberikan peringatan-peringatan kepada kita melalui penderitaan, penyakit, kegagaglan. sadarlah, bahwa kita tidak dapat menghindari hukum sebab akibat, apa yang kita tanam, itulah yang kita dapatkan.

Rabu, 22 Oktober 2008