Selasa, 23 September 2008

kepada Tuhan

Tuhan, kadang aku berpikir. apakah peristiwa kehidupan dibumi memang memiliki benang merah ke atap langit?
apakah memang ada campur tangan-Mu yang senantiasa meneyertaiku dalam meniti setiap kisah kehidupanku?
ataukah peristiwa yang tenagh kuhadapi ini semata merupakan jalan yang telah kugambar sendiri dan bukan merupakan lukisan-Mu?
jika ragam cerita kehidupan adalah rangkaian coretan yang kugambar sendiri, kenapa kerapkali justru alurnya tak seperti yang kukehendaki?
pada saat kebingunganku membuncah seperti ini aku baca kembali kalam suci-Mu. aku simak pula sederet sabda rasul lalu kukumandangkan irama dzikir. aku lafalkan asma-asma Tuhan .
kudekap erat-erat limpahan kasih-Mu. aku merasakan betapa Tuhan telah hadir dalam hatiku dan mengusap jiwaku dengan kasih sayang dan cinta.
sayangnya, kehadiran semacam itu cuma tak sepenuh waktu seolah Tuhan hanya singgah sejenak dan setelah itu meninggalkanku sendirian lagi.
lantas aku pun disergap pertanyaan-pertanyaan serupa yang selalu saja berulang. akupun jadi serba bertanya-tanya, apakah pengertian dan pemahaman yang kureguk dari firman-firman dab sabda-sabda rasul-Mu tak mencukupi untuk menenangkan batinku senantiasa?
terkadang aku berpikir, lantaran perjalan panjang kehidupan selalu dipenuhi onak dan duri, maka setiap kelahiran selalu diawali dengan tangisan . seolah setiap bayi dicekam oleh perasaan takut tatkala bersua dengan semesta alam.sebab, didalam kandunagn, bayi-bayi itu bersemayam dengan sukacita dalam kesendirian yang sunyi.

Tidak ada komentar: