Jumat, 12 Maret 2010

semburat cinta dimasa lalu

pada hari rabu kemarin, entah kenapa aku tak bisa menyembunyikan airmataku didepan siswa-siswi kelas X2. aku sudah lama sekali mencoba melupakannya. sbuah nama yang pernah kubenci, tapi tanpa kusadari dia telah mengisi kekosongan hatiku ketika dia pergi dan tak kembali lagi...
king of sleeply, begitulah teman-teman sekelasku memanggilnya. tapi yang diberi gelar malah cuek bebek. meski guru2 sering menegurnya karena tidur dkelas, dia juga cuek2 aja. tpi itulah dia, saiful tetap cuek dengan keadaan disekitarnya. selain itu di juga amat sangat bandel. suka ngerjain teman-temannya, termasuk aku. bahkan aku yang paling sering dia kerjain. tak terhitung berapa kali dia menaruh kecoa di tasku, menaruh kodok di bangkuku, dan dia pernah hampir membuatku pingsan karena menaruh laba-laba di jilbabku. benci, marah, jengkel campur aduk jadi satu karena ulahnya.
karena tidak tahan dengan tingkah lakunya, aku memberanikan diri mengadukannya ke BP. dia sering menjahili aku karena suka sekali melihat wajahku yang panik ketakutan. tentu saja aku marah bukan main. tega-teganya dia menari diatas penderitaanku! memangnya apa salahku terhadapnya? akhirnya dia pun berjanji g akan melakukannya lagi. takupun bernafas lega. tapi ternyata...sepulang sekolah dia mengancamku.
" kalo sampai kamu ngadu lagi ke pak darto, awas kamu!" ancamnya smbil mengepalkan tangan kemukaku. aku yang waktu itu masih lugu dan pendiam banget, cuma menunduk ketakutan.
semenjak itu aku benci padanya. sangat membencinya. ayahku saja tak pernah mengancam memukulku tapi dia?! memangnya dia siapa?! dia cuma sumber permasalahan bagi guru dan teman-temannya!
tapi entah kenapa kebencian itu menguapa begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.
mungkin karena terbiasa mendapatkan kejutan berupa kecoak, cacing, kodok dll, aku sudah tidak phobia lagi terhadap hewan-hewan itu. lagipula kalo dipikir lagi, hewan2 itu tidak menyakitiku, malah kayaknya hewan-hewan itu yang ketakutan kalo melihatku. dan dia pun kecewa melihatku tak berteriak ketakukan saat mendapati hadiahnya ditas, bangku dan sepatuku.

musim ulangan pun tiba, dia gelagapan karena tak pernah mencatat pelajaran dan mengerjakan tugas. kalaupun masuk sekolah, dia hanya datang untuk tidur dikelas. entah karena kasihan atau apa, aku meminjaminya buku2 catatanku. dengan muka heran, dia menerima niatan baikku.
" kamu ga marah ma aku?" tanyanya keheranan.
" marah? harusnya aku berterimakasih. karena kamu, sekarang aku sudah tidak takut lagi pada mereka " kataku sambil tersenyum padanya.
" mereka? siapa?"
" kecoa, cicak, cacing dkk" jawabku.

sepulang sekolah, aku terkejut bukan main melihatnya menungguku di depan pintu kelas. ternyata dia memberiku coklat, sebagai tanda terima kasihnya padaku. dia bilang aku manis seperti coklat. aku tahu itu gombal, tapi entah kenapa aku suka mendengarnya. mungkin karena dia laki-laki pertama yang mengatakan aku manis, setelah ayahku.
tak hanya itu! dia juga mengantarku pulang. aku tentu saja menolaknya. apa kata ibuku kalo tahu anak perempuannya dibonceng cowok? aku bisa diomelin 24 jam nonstop!
" ya sudah kalo tidak mau. tapi aku benar-benar berterima kasih sekali atas bantuan kamu"
" iya sama-sama. tapi besok-besok kamu harus mencatat dan mengerjakan tugas. g boleh males" kataku tanpa bermaksud menasehatinya.
" aduh! kamu tuh kayak ibuku aja. suka nasehatin" curhatnya " CEREWET"
" ibuku juga cerewet. tapi beliau seperti itu karena sayang sama kita..."
" kalo beliau sayang sama aku. gak akan ada perselingkuhan, g akan ada perceraian"
aku terkejut bukan main. jadi seperti itukah keluarganya? dan hari itupun dia bercerita panjang lebar padaku. curhatlah intinya. dan dengan penuh perhatian aku mendengarkan semua keluh kesahnya.
" tapi kamu jangan ngerusak diri kamu sendiri hanya karena kecewa sama ortu kamu. justru ini jadi pelajaran dan cermin biar nanti kalo berkeluarga, kamu g akan melakukan hal yang sama seperti ortu kamu" kataku." segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Allah punya rencana indah dalam hidup kita"
dia tersenyum sambil memandangiku.
" ya ustadzah"godanya
" kok manggil aku ustadzah?" tanyaku sewot.
" kenapa kamu g jadi guru agama aja seperti almarhum ayah kamu?"
aku balas tersenyum padanya.

tapi dia tetap bandel...
tetap saja jadi trouble maker, meski tidak usil padaku lagi.
tetap saja tertidur dikelas.
dan tetap malas mengerjakan tugas.

teman-teman yang menjadi korban kenakalannya tak rela jika aku berteman dengan dia.
" apa sih untungnya berteman dengan dia?!"
" kamu g pantas berteman dengan dia!"
" mau aja kamu dimanfaatin cowok kayak dia!"
" sebelum kamu ikut2an gila kayak dia, mendingan kamu jauhin dia,cha"
itulah komentar teman-temanku. tapi bagiku berteman itu harus tulus. dengan siapapun kita bisa berteman. bahkan dengan penjahat sekalipun. aku teringat dengan kata-kata almarhum ayahku. " kita boleh bercermin diair yang keruh. asalkan jangan sampai tenggelam kedalamnya. yang harus kita lakukan adalah mengubah air keruh itu menjadi jernih kembali"
" kamu mau jadi pahlawan kesiangan?" tanya temanku, febriana saat kuberitahu alasanku berteman dengan saiful.
" aku kan cuma ingin membantunya. apa itu salah?"
" ya salah lah! cowok kayak dia tuh g pantas kamu bantu!"
aku cuma terdiam. wajar jika semua teman-teman membencinya. jadi, aku pun mengajak saiful untuk meminta maaf pada teman-teman atas kenakalannya selama ini. tapi apa jawabannya?
" kamu pikir kamu siapa?! nyuruh2 aku minta maaf ke mereka!" bentaknya.
" ya kan g ada salahnya kamu minta maaf ke mereka. ingat g kamu dulu pernah bikin toni jatuh dari sepedah-nya. g cuma k teman2 lain, kamu juga pernah ngerusak sepedah motornya pak ahmad dan entah sama siapa lagi kamu dah bikin kesalahan. apa susahnya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi? mereka pasti menerimanya kok" bujukku.
" kamu tuh sama aja kayak ibuku!" makinya. aku terkejut bukan main. sabar cha, sabar...
" aku kan..."
" dah lah! kamu g usah sok ngertiin aku! kmu berteman denganku cuma karena kasihan kan?!" potongnya cepat." asal kamu tahu, aku g butuh kamu kasihani! dan berhenti mencampuri urusanku!"
dia pun pergi tanpa melihatku lagi.
keesokannya aku mendapati berita yang sanggup membuatku menangis sesudah mendengarnya. saiful... meninggal karena kecelakaan sepulang sekolah. aku tak sanggup lagi menahan hujan airmata. dan akupun pingsan seketika...
rasanya baru kemarin aku berbincang dengannya, menatap indah matanya dan sekarang didepanku kini tinggal gundukan tanah. dan dibawahnya ada orang yang kusayangi... dia sendirian disana...
aku kembali teringat saat dia mengatakan ingin bisa membaca Al Qur'an, tapi sampai dia meningggal dia belum sempat mempelajarinya.

kenapa kamu pergi disaat aku menyadari bahwa aku sayang sama kamu ful...
kenapa kamu pergi disaat kamu belum meminta maaf pada orang yang kamu sakiti?

aku kangen sekali sama kamu...
apa yang sekarang kamu lakukan di alam sana?




1 komentar:

me and her mengatakan...

dy udah prgi jgn engkau sesalkan.

soal perasaan u ke dy,u pndm jauh2.

dan one more agains,tlng maafkanlah dya spya dy tenang dialam sana

okee

good like