Rabu, 24 Maret 2010

SMA GEMA 45 surabaya



tak terasa 2 bulan kurang 10 hari aku dkk dah selesai PPL II di SMA GEMA 45 SURABAYA. awalnya sih hari pertama aku ngajar, monoton, mungkin karena hari pertama kita semua masih masa adaptasi.
minggu pertama aku mengajar kelas XI IPA. sebenarnya aku suka ngajar mereka. hanya saja aku punya kelemahan yang membuat kegiatan pembelajaran tidak maksimal, suaraku terlalu kecil, ditambah kelas yang kutangani anaknya banyak banget.
oh suara,,,kenapa kamu tak mau bertambah-tambah juga volumenya. hehehe mungkin itu jerit batinku saat mengajar di kelas XII IPA.
salah satu siswanya yang kritis n sering nanya k aku namanya riski. pengetahuan agamanya lumayan, tapi dia mengeluh tak bisa baca Al Qur,an. jadilah aku menjadi guru mengaji dadakan bagi dia. tapi cuma sekali.
3 minggu berikutnya aku mengajar kelas X.2. yah kelas yang kapasitasnya sedikit. mereka mengingatkan aku pada masa-masa SMP. insiden saat ulil menakuti stevi dengan belalang, mengingatkan aku pada saiful...
ada juga annisa, cewek berjilbab yang hobi nanya k aku masalah apa aja. cewek yang ingin tahu everything in this world.
rasyid yang dipanggil tompel sama teman-temanya. waktu aku tanya nama bagus2 kok diganti tompel? jawabnya : dah takdir bu. hehehe jawaban yang singkat tapi sanggup membuatku tersenyum.
ada siti nur janati yang ngaku-ngaku jadi siti nur halizah waktu sms aku. kalo dilihat anaknya pendiam tapi siapa sangka ternyata dia punya bakat jadi pelawak. sms-nya aja lucu-lucu.
febri, aku jadi ingat febriana, teman ku SMP. waktu aku nyuruh dia nulis di papan tulis kayaknya ogah-ogahan tapi ya akhirnya mau juga. dihari terakhir aku mengajar, aku senang akhirnya aku dan muridku yang pemalu itu ( katanya sih gitu... hehehe) bisa ngobrol juga.
ayonk, namanya unik seunik orangnya. ketika pertama kali aku ikut mas detri ngajar di kelas X.2. aku liat dia malah tidur dibangku. nah biar dia g tidur, aku ajak dia ngobrol. seru juga anaknya.
adi? pertama kali aku masuk kekelas X.2. aku sudah dapat hadiah senyuman darinya. anak yang ramah tapi knapa jarang masuk sekolah ya?
ulil, muridku yang mengingatkanku pada saiful. usil suka ngerjain teman-temanya. tapi anknya baik kok. waktu aku cerita asal usul manusia, dia tetap ngotot bahwa manusia bukan berasal dari tanah tapi dari perut ibu. dia pernah tertidur waktu pelajarnaku. yah g nyalahin dia, mungkin suaraku yang merdu ini bikin dia terlelap. hehehe...
rachmad tri WS. oh my god. aku g tahu apa yang harus aku katakan tentangnya. dibalik tubuh imutnya, tersimpan kekuatan besar untuk membuat kelas menjadi gaduh dengan suaranya. aku menyesal sekali pernah membentaknya. maafin ibu ya yayak, ibu g bermaksud marah ma kamu.

semuanya, deriss, adi, bagas, dia, dwi, endah, aziz, alfian, farida,novi, rafiek, regita, tri setiawan, farit, dian, ayonk, ulil, rico, rachmad tri yayak, febri, annisa, nurjanati dan rasyid. i miss u all.
u are so special for me...
i will never forget u...

Rabu, 17 Maret 2010

berbicaralah dengan bahasa hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.

Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapatajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam
menjalani segala sesuatunya.Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan ata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda.

filsafat Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya…”, ujar Pak tua itu.

“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua tersebut lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.

“Segar”, sahut tamunya. “Apakah kamua merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”.

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu. perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar dari hal itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu kembali menyimpan ’segenggam garam’ untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Jumat, 12 Maret 2010

semburat cinta dimasa lalu

pada hari rabu kemarin, entah kenapa aku tak bisa menyembunyikan airmataku didepan siswa-siswi kelas X2. aku sudah lama sekali mencoba melupakannya. sbuah nama yang pernah kubenci, tapi tanpa kusadari dia telah mengisi kekosongan hatiku ketika dia pergi dan tak kembali lagi...
king of sleeply, begitulah teman-teman sekelasku memanggilnya. tapi yang diberi gelar malah cuek bebek. meski guru2 sering menegurnya karena tidur dkelas, dia juga cuek2 aja. tpi itulah dia, saiful tetap cuek dengan keadaan disekitarnya. selain itu di juga amat sangat bandel. suka ngerjain teman-temannya, termasuk aku. bahkan aku yang paling sering dia kerjain. tak terhitung berapa kali dia menaruh kecoa di tasku, menaruh kodok di bangkuku, dan dia pernah hampir membuatku pingsan karena menaruh laba-laba di jilbabku. benci, marah, jengkel campur aduk jadi satu karena ulahnya.
karena tidak tahan dengan tingkah lakunya, aku memberanikan diri mengadukannya ke BP. dia sering menjahili aku karena suka sekali melihat wajahku yang panik ketakutan. tentu saja aku marah bukan main. tega-teganya dia menari diatas penderitaanku! memangnya apa salahku terhadapnya? akhirnya dia pun berjanji g akan melakukannya lagi. takupun bernafas lega. tapi ternyata...sepulang sekolah dia mengancamku.
" kalo sampai kamu ngadu lagi ke pak darto, awas kamu!" ancamnya smbil mengepalkan tangan kemukaku. aku yang waktu itu masih lugu dan pendiam banget, cuma menunduk ketakutan.
semenjak itu aku benci padanya. sangat membencinya. ayahku saja tak pernah mengancam memukulku tapi dia?! memangnya dia siapa?! dia cuma sumber permasalahan bagi guru dan teman-temannya!
tapi entah kenapa kebencian itu menguapa begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.
mungkin karena terbiasa mendapatkan kejutan berupa kecoak, cacing, kodok dll, aku sudah tidak phobia lagi terhadap hewan-hewan itu. lagipula kalo dipikir lagi, hewan2 itu tidak menyakitiku, malah kayaknya hewan-hewan itu yang ketakutan kalo melihatku. dan dia pun kecewa melihatku tak berteriak ketakukan saat mendapati hadiahnya ditas, bangku dan sepatuku.

musim ulangan pun tiba, dia gelagapan karena tak pernah mencatat pelajaran dan mengerjakan tugas. kalaupun masuk sekolah, dia hanya datang untuk tidur dikelas. entah karena kasihan atau apa, aku meminjaminya buku2 catatanku. dengan muka heran, dia menerima niatan baikku.
" kamu ga marah ma aku?" tanyanya keheranan.
" marah? harusnya aku berterimakasih. karena kamu, sekarang aku sudah tidak takut lagi pada mereka " kataku sambil tersenyum padanya.
" mereka? siapa?"
" kecoa, cicak, cacing dkk" jawabku.

sepulang sekolah, aku terkejut bukan main melihatnya menungguku di depan pintu kelas. ternyata dia memberiku coklat, sebagai tanda terima kasihnya padaku. dia bilang aku manis seperti coklat. aku tahu itu gombal, tapi entah kenapa aku suka mendengarnya. mungkin karena dia laki-laki pertama yang mengatakan aku manis, setelah ayahku.
tak hanya itu! dia juga mengantarku pulang. aku tentu saja menolaknya. apa kata ibuku kalo tahu anak perempuannya dibonceng cowok? aku bisa diomelin 24 jam nonstop!
" ya sudah kalo tidak mau. tapi aku benar-benar berterima kasih sekali atas bantuan kamu"
" iya sama-sama. tapi besok-besok kamu harus mencatat dan mengerjakan tugas. g boleh males" kataku tanpa bermaksud menasehatinya.
" aduh! kamu tuh kayak ibuku aja. suka nasehatin" curhatnya " CEREWET"
" ibuku juga cerewet. tapi beliau seperti itu karena sayang sama kita..."
" kalo beliau sayang sama aku. gak akan ada perselingkuhan, g akan ada perceraian"
aku terkejut bukan main. jadi seperti itukah keluarganya? dan hari itupun dia bercerita panjang lebar padaku. curhatlah intinya. dan dengan penuh perhatian aku mendengarkan semua keluh kesahnya.
" tapi kamu jangan ngerusak diri kamu sendiri hanya karena kecewa sama ortu kamu. justru ini jadi pelajaran dan cermin biar nanti kalo berkeluarga, kamu g akan melakukan hal yang sama seperti ortu kamu" kataku." segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Allah punya rencana indah dalam hidup kita"
dia tersenyum sambil memandangiku.
" ya ustadzah"godanya
" kok manggil aku ustadzah?" tanyaku sewot.
" kenapa kamu g jadi guru agama aja seperti almarhum ayah kamu?"
aku balas tersenyum padanya.

tapi dia tetap bandel...
tetap saja jadi trouble maker, meski tidak usil padaku lagi.
tetap saja tertidur dikelas.
dan tetap malas mengerjakan tugas.

teman-teman yang menjadi korban kenakalannya tak rela jika aku berteman dengan dia.
" apa sih untungnya berteman dengan dia?!"
" kamu g pantas berteman dengan dia!"
" mau aja kamu dimanfaatin cowok kayak dia!"
" sebelum kamu ikut2an gila kayak dia, mendingan kamu jauhin dia,cha"
itulah komentar teman-temanku. tapi bagiku berteman itu harus tulus. dengan siapapun kita bisa berteman. bahkan dengan penjahat sekalipun. aku teringat dengan kata-kata almarhum ayahku. " kita boleh bercermin diair yang keruh. asalkan jangan sampai tenggelam kedalamnya. yang harus kita lakukan adalah mengubah air keruh itu menjadi jernih kembali"
" kamu mau jadi pahlawan kesiangan?" tanya temanku, febriana saat kuberitahu alasanku berteman dengan saiful.
" aku kan cuma ingin membantunya. apa itu salah?"
" ya salah lah! cowok kayak dia tuh g pantas kamu bantu!"
aku cuma terdiam. wajar jika semua teman-teman membencinya. jadi, aku pun mengajak saiful untuk meminta maaf pada teman-teman atas kenakalannya selama ini. tapi apa jawabannya?
" kamu pikir kamu siapa?! nyuruh2 aku minta maaf ke mereka!" bentaknya.
" ya kan g ada salahnya kamu minta maaf ke mereka. ingat g kamu dulu pernah bikin toni jatuh dari sepedah-nya. g cuma k teman2 lain, kamu juga pernah ngerusak sepedah motornya pak ahmad dan entah sama siapa lagi kamu dah bikin kesalahan. apa susahnya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi? mereka pasti menerimanya kok" bujukku.
" kamu tuh sama aja kayak ibuku!" makinya. aku terkejut bukan main. sabar cha, sabar...
" aku kan..."
" dah lah! kamu g usah sok ngertiin aku! kmu berteman denganku cuma karena kasihan kan?!" potongnya cepat." asal kamu tahu, aku g butuh kamu kasihani! dan berhenti mencampuri urusanku!"
dia pun pergi tanpa melihatku lagi.
keesokannya aku mendapati berita yang sanggup membuatku menangis sesudah mendengarnya. saiful... meninggal karena kecelakaan sepulang sekolah. aku tak sanggup lagi menahan hujan airmata. dan akupun pingsan seketika...
rasanya baru kemarin aku berbincang dengannya, menatap indah matanya dan sekarang didepanku kini tinggal gundukan tanah. dan dibawahnya ada orang yang kusayangi... dia sendirian disana...
aku kembali teringat saat dia mengatakan ingin bisa membaca Al Qur'an, tapi sampai dia meningggal dia belum sempat mempelajarinya.

kenapa kamu pergi disaat aku menyadari bahwa aku sayang sama kamu ful...
kenapa kamu pergi disaat kamu belum meminta maaf pada orang yang kamu sakiti?

aku kangen sekali sama kamu...
apa yang sekarang kamu lakukan di alam sana?




Minggu, 07 Maret 2010

ada Annisa, farida, ayong, ulil, stevi, rahmad, alfian, aziz dkk.mereka semua siswa kelas X2 d SMA GEMA 45. duh bentar lagi g ketemu mereka lagi deh cos PPL-nya bentar lagi selesai. kelas yang seru, karena siswanya lucu2.
farida, salah satu muridku d Tk, kata teman-teman wajah kami mirip. kayaknya kalo ku punya ank cewek persis kayak dia mungkin ya? hehehehe...
anak-anak TK desa cengkrong waktu ku masih KKN. tuh liat meski mereka anak-anak dari desa, tapi gaya mereka g kalah sama foto model terkenal di ibu kota. ya kan?
semangat mereka untuk belajar ilmu agama bikin aku terharu. biar malam-malam mereka rela datang k kosku waktu masih KKN di desa cengkrong.

khumairah dan laili, 2 anak yang kusayangi. gadis desa cengkrong yang berusaha merubah nasib lewat pendidikan.belajar yang rajin ya nak...
duh senangnya berada dtengah mereka. kapan ya bisa ketemu mereka lagi...?
2 malaikat kecil yang amat kusayangi, meski sekarang kita tak bisa bertemu lagi. kalian tetap dihati ibu...
putra, eva dan farida... senyum manis kalian tak akan pernah ibu lupakan. kalianlah bintang terang digelapnya malamku.ibu sayang sekali pada kalian...
ni sapa ya dulu yang motret. pas nyuapin kok sempat-sempatnya di foto. hehehe... tapi natural kan?

wajah tanpa ekspresi. biar gitu kamu tetap manis kok nak...
eva... sukanya dipangku dan aku sendiri suka memangku. hehehe cocok deh