aku sangat prihatin dengan nasib pendidikan dicengkrong, terutama untuk kaum perempuan. satelah mengenyam pendidikan di bangku SD, mereka harus tinggal dipondok pesantren dan sepulang dari ponpes mereka akan dijodohkan dengan laki-laki pilihan orangtua mereka (hik hik sama kayak nasibku...). dari mbak ruqayah temanku didesa cengkrong, aku dapat informasi yang valid tentang nasib perempuan didesa ini, karena dia sendiri adalah korban dari pernikahan tanpa cinta. diusianya yng ke-20 dia harus menjadi janda, suami yang tidak dicintainya suka main tangan. aku bisa merasakan kesakitannya karena cibiran masyarakat menilainya sebagai janda kembang (sama kayak nasib ibuku dulu...hik hik). ku jadi benci banget sama laki-laki apalagi sebelumnya aku juga pernah disakiti kaum adam, bukan sekali tapi berkali-kali. melihat kaumku disakiti kaum lelakipun aku juga tidak terima, ingin rasanya aku menampar mereka yang mencampakkan kami begitu saja. ditambah lagi ada salah seorang perangkat desa yang punya istri simpanan dan menelantarkan istri dan 3 anak perempuannya, aku jadi tambah AMAT SANGAT BENCI SEKALI pada kaum lelaki. sudah berapa kali aku menemukan fenomena menyakitkan ini didepan mataku? beratus-ratus kali! ini bukan novel, ini kenyataan! begitu mudahnya lelaki mencampakkan kami begitu saja.
tapi untungnya ditengah padang kebencian itu, aku menemukan oase yang mampu mendamaikan hatiku. oase itu adalah anak-anak...
aku begitu beruntung mendapatkan limpahan kasih sayang dari mereka. cinta mereka tulus, suci murni tanpa dilandasi nafsu dan embel-embel yang lain. didunia itulah aku menemukan bahwa didunia ini ada cinta yang sangat tulus... cinta dari anak-anak, malaikat kecil tak bernoda.
waktu aku KKN aku sering mengajar mereka mengaji di kos2an tempat kami KKN dan membantu mengajar di TK, meski mereka nakal bukan main tapi itu bukan maslah bagiku. aku sudah terbiasa menangani anak-anak nakal di sekolah tempatku mengajar dulu d Surabaya, tapi sekarang ku dah ngajar lagi disana ( YA Allah... ku kangen banget ma anak-anakku di TK). aku terpaksa berhenti karena disuruh suamiku, padahal aku dah nangis berhari-hari supaya dia ga nyuruh aku keluar dari TK. tapi ternyata suamiku tak luluh oleh tangisanku, baginya jika ingin jadi istri sholikhah harus nurut ma suami. ingin marah tapi kupendam, sakit rasanya harus melakukan sesuatu yang bukan kemauan kita. dari kecil ku harus nurut apa kata keluarga, sudah berkeluarga aku harus nurut ma suami. apa mereka pikir aku benda mati yang tak punya keinginan?
dan malaikat kecil itu datang memeberikan senyum manis dan ocehan lucu mereka, menyapu dukaku dan memberikan pelangi di suramnya duniaku. aku menangis saat mereka menangis melepas kepulanganku dari KKN, bahkan kemarin ku diberitahu beberapa anak sampai sakit menyebut namaku. seperti juga kemarin waktu aku bersilaturahmi kesana, mereka... anak-anakku menangis saat mobil membawaku pulang kembali k surabaya. kulihat lagi boneka, kalung, bunga-bunga, gelang, bros, jepit dan barang-barang lain kesukaan anak-anakku. mereka memberikan semua itu agar aku tetap mengingat mereka. walaupun aku tak pernah memberiikan apapun untuk mereka tapi mereka malah memberiku harta benda kesayangan mereka...
merekalah kebahagiaanku... malaikat kecilku...
kenangan KKN


